Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Wednesday, March 11, 2015

Inilah profil Gunung dan Pulau sekitar Kota Ende

Bagi masyarakat awam, tentu profil (data-data) yang berkaitan dengan gunung dan pulau yang mengintari kota Ende tidak penting untuk diketahui. Namun, bagi pihak terkait, yang berkepentingan dengan hal-hal ini akan sangat bermanfaat. Misalnya untuk sektor pembangunan pariwisata, kehutanan, perhubungan, pertahanan keamanan, dan sebagainya.
Bagaimanakah sebenarnya profil gunung dan pulau yang mengintari kota Ende ini?

Sebagaimana kita ketahui, kota Ende dikelilingi oleh empat gunung, yaitu gunung Iya, gunung Meja, gunung Wongge, dan gunung Kengo. Selain adanya gunung tersebut, kota ini juga diapit oleh dua pulau, yaitu pulau Koa dan pulau Ende.


Gunung Meja

Gunung ini bagaikan seorang gadis cantik yang berdiri di depan pintu gerbang "rumah" kota Ende menyambut setiap tamu yang datang. Keunikan padanya, yaitu pada bagian puncaknya yang rata. 


Ada legenda (cerita rakyat) masyarakat Ende Lio yang mengisahkan hal ihwal terjadinya puncaknya yang rata, meski secara ilmiah, terjadinya puncak yang rata bisa saja akibat proses geologis.


Gunung ini memiliki ketinggian 615 meter dpl (dari permukaan laut), keliling bagian bawah (kaki gunung) 4,15 km, keliling bagian puncak (bagian yang rata) 0,97 km, luas bagian puncak (bagian yang rata) 6,61 hektar, dan luas keseluruhan 119 hektar.

Gunung yang tidak berapi ini, sangat indah terlihat, terutama di musim hujan, karena di musim ini akan sangat menghijau. Ketika Anda berada di dalam areal bandara Hasan Aroebusman, Gunung ini tampak jelas di hadapan Anda. 



Gunung Meja di musim kemarau


Sangat disayangkan, ketika memasuki musim kemarau, gunung ini terlihat gersang, apalagi jika terjadi kebakaran pada vegetasi yang menutupinya. Wilayah ini sangat rawan terjadinya kebakaran lahan akibat ulah manusia. Biasanya sebagai akibat ulah para pekebun (pengolah kebun) yang lupa memadamkan api ketika berkebun. Juga akibat ulah para pemancing ikan yang juga lupa mematikan api ketika memancing, karena wilayah ini langsung berbatasan dengan pantai arubara, yang merupakan areal yang ramai bagi para pemancing (weke) ikan.

Berdasarkan statusnya, gunung ini tidak termasuk sebagai kawasan hutan, namun dimiliki oleh perorangan. Karena itu, aktifitas berkebun sangat marak di gunung ini, hingga ke daerah puncaknya. Bagian puncaknya adalah bagian yang subur. Ini terjadi karena selain cenderung landai dan rata, yang banyak meresapkan air (air hujan), juga tanahnya yang relatif gembur.

Dilihat dari posisinya yang tepat di pintu gerbang kota Ende, gunung ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam. Keinginan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjadikan gunung yang sudah menjadi ikonnya kota Ende ini sebagai tempat wisata yang menarik.

Gunung Iya

Oleh masyakat kota Ende, gunung ini diibaratkan sebagai seorang pemuda gagah yang tengah merokok. Dikatakan tengah merokok, karena pada bagian puncaknya, terutama di sekitar kawahnya, selalu ditutupi awan, atau kepulan asap akibat aktifitas vulkanik. 

Gunung ini merupakan satu-satunya gunung berapi yang masih aktif di kota Ende. Gunung ini pernah meletus di tahun 60-an. Karena bukaan kawahnya yang mengarah ke lautan, maka letusan yang terjadi pada waktu itu tidak banyak memakan korban jiwa.





Jenis pohon berupa Cemara Gunung (Casuarina spp) mendominasi disini.

Berdasarkan kisah para pendahulu (sesepuh orang Ende Lio) bahwa dimasa dahulu, pada areal/ alur diantara gunung Iya dan gunung Meja, mengalir sebuah sungai kecil mengarah ke pantai Arubara. Pada alur sungai ini merupakan wilayah yang sangat subur. Kini sungai itu sudah mengering, seiring semakin berkurangnya vegetasi pohon-pohonan pada kedua gunung ini.

Gunung Iya ini memiliki bagian puncak tertinggi yaitu 379 meter dpl. Keliling bagian bawahnya (kaki gunung) sepanjang 11 km. Luas keseluruhan 673 hektar. Luas bagian kawah 32,5 hektar, dan keliling kawah 2,30 km.

Gunung Wongge

Gunung Wongge adalah gunung yang selalu menghijau, baik pada musim hujan, maupun musim kemarau. Tutupan vegetasi pada gunung ini masih sangat baik dan terjaga. Ini terjadi karena memang gunung ini termasuk bagian dari kawasan hutan, yaitu kelompok hutan Nuabosi, yang selalu dijaga oleh Dinas Kehutanan setempat. Kegiatan reboisasi selalu dilakukan di tempat ini, terutama pada wilayah-wilayah yang mulai terbuka baik akibat kebakaran maupun longsoran.



Gunung ini bagaikan pria gagah yang berperawakan tenang. Tingginya mencapai 398 meter dpl, dengan keliling 3,94 km, dan luas keseluruhan 105 hektar.

Gunung Kengo

Gunung ini juga selalu menghijau, karena merupakan satu rangkaian pegunungan dengan gunung Wongge, yang merukan satu kesatuan kelompok hutan Nuabosi. 



Tingginya mencapai 700 meter dpl, dengan keliling 7,72 km, dan luas keseluruhan 282 hektar.

Pulau Ende

Pulau dengan luas 1.069 hektar, dengan keliling 18,2 km ini merupakan pulau berpenghuni. Pulau ini dapat dicapai dari kota Ende dengan menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh 0,5 sampai 1 jam perjalanan. Bagian tertinggi pulau ini yaitu perbukitan dengan ketinggian 410 meter dpl.



Pulau Koa

Pulau ini merupakan pulau kecil yang tak berpenghuni. Luasnya hanya 0,65 hektar (sekitar 2/3 luas lapangan sepakbola). Kelilingnya 340 meter. Tidak terdapat permukaan yang rata. Dari sisi kenampakan, pulau ini mirip dengan pulau-pulau kecil di provinsi Bali,yang dikelola dengan baik sebagai obyek wisata. Namun, karena tidak adanya sentuhan pariwisata, maka pulau ini tampak tidak terurus. Bahkan kini tengah dalam proses penghilangan (perataan) karena dianggap mengganggu jalur pendaratan (landing) dan terbang (take off) pesawat bandara Hasan Aroebusman. Posisinya persis di depan jalur lintasan pesawat tersebut.


======
Booking.com