Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Tuesday, June 18, 2013

Memperingati 68 tahun lahirnya Pancasila, Situs Rumah Pengasingan dan patung Bung Karno diresmikan


Usai peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2013 di Ende, Wakil Presiden Budiono meresmikan patung Bung Karno sedang merenungkan Pancasila di bawah pohon Sukun. Peresmian tersebut ditandai dengan pembukaan selubung patung Bung Karno. Posisi patung tersebut yaitu Bung Karno tampak duduk santai menghadap ke laut dengan kedua kakinya disilangkan. Ia duduk pada sebuah bangku panjang sepanjang 17 meter.











Selanjutnya wakil presiden Budiono yang didampingi ibu Hj. Herawati, Ketua MPR Taufik Kiemas, dan rombongan meresmikan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di jalan Perwira-Ende, sekitar 500 meter arah barat laut dari situs patung Bung Karno tersebut. Di tempat ini Wakil Presiden menandatangani prasasti dan membuka selubung papan nama situs rumah pengasingan tersebut.


Sebelum melakukan peresmian kedua situs bersejarah tersebut, Wakil Presiden dan rombongan melaksanakan peringatan 68 tahun lahirnya Pancasila di lapangan Pancasila (dulu lapangan Perse Ende) di kota tersebut.

Kota Ende merupakan kota pengasingan Bung Karno di tahun 1934 – 1938. Di kota inilah diyakini cikal bakal Pancasila dilahirkan dari perenungan-perenungan Bung Karno, karena selama empat tahun pengasingannya di Ende, Bung Karno yang saat itu berusia 32 – 33 tahun, memiliki kebiasaan untuk duduk santai, bermenung di bawah sebuah pohon sukun, sambil menghadap ke laut lepas.

Pada kesempatan perayaan secara Nasional tersebut, dalam pidatonya, Wakil Presiden  menyebutkan bahwa ; “lima asas Pancasila yang dikumandangkan Bung Karno pada 68 tahun silam, masih hidup dalam hati dan pikiran warga bangsa Indonesia hingga saat ini. Pancasila merupakan roh bagi setiap warga bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Sampai saat ini masih banyak tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Sebagai bangsa yang majemuk, berbagai tantangan yang dihadapi saat ini menunjukan bahwa kehadiran Pancasila sangat dibutuhkan”.



Selanjutnya disampaikan Wakil Presiden bahwa ; “sampai saat ini masih banyak konflik yang terjadi antara warga bangsa. Masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum memahami bahwa takdir Indonesia adalah hidup dalam kemajemukan dan keberagaman. “Saya berharap, keberagaman dan kebhinekaan Indonesia mesti terus dirawat sebaik-baiknya oleh seluruh warga bangsa Indonesia. Dengan demikian, kita akan tetap hidup sebagai satu bangsa yang utuh”, demikian Budiono menekankan.

Selanjutnya, Wakil Presiden Budiono mengingatkan hadirin untuk memperhatikan apa yang dikatakan Bung Karno tentang Indonesia. “Indonesia, kata Bung Karno, adalah semua untuk semua. Indonesia untuk semua adalah Indonesia bukan hanya untuk umat Islam, bukan hanya untuk umat Kristen, umat Hindu, Budha, maupun Kong Hu Chu. Buka juga hanya untuk mereka yang datang dari sebelah barat atau datang dari sebelah timur. Indonesia tidak bisa hidup dengan egoisme, baik egoisme agama, suku dan lain sebagainya”.

Sebelum Wakil Presiden menyampaikan pidatonya, dalam pidatonya, ketua MPR RI Taufik Kiemas menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah yang melaksanakan peringatan hari lahirnya Pancasila secara Nasional di Kabupaten Ende. Beliau mengingatkan bahwa ; “di tengah berbagai konflik dan degradasi nilai-nilai luhur Pancasila saat ini, kita harus kembali berpegangan pada empat pilar kebangsaan yang digalakkan MPR RI yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika”.




Acara peringatan hari lahir Pancasila dan peresmian kedua situs Bung Karno tersebut berlangsung sangat meriah dan dihadiri atau disaksikan oleh ribuan warga kota Ende. Pada kesempatan tersebut sempat diperdengarkan lagu kesukaan Bung Karno yang berjudul “Io Vivat” oleh kelompok paduan suara.
Booking.com